Kejadian yang baru saja bikin makin sadar kalau selama ini kadang kurang bersabar..
Dirumah ada nenek yang usianya alhamdulillah mencapai 80 tahun lebih. Tepatnya kurang tau, karna jaman dulu ga ada yang namanya akta lahir. Di KTP seumur hidup tercantum lahir tahun 1931. Entah kebenarannya.
Yang namanya sudah sepuh, sudah pikun, tingkahnya terkadang kembali kejaman kecil. Nanya hal yang sama bisa diulang tiap menit. Kadang itu yang diajak ngobrol suka lepas sabarnya. Jawab seenaknya.
Baru aja nenek kepeleset dikamar mandi. Aku + mama langsung lompat dari kamar masing-masing buat ngecek. Beliau uda terduduk dilantai sambil nangis gitu. Mama langsung angkat nenek dibawa ke kamar. Ternyata kepala nenek ada benjolnya :( . Ambil air panas sama handuk kecil buat kompres. Yang bikin sedih, nenek nangisnya kaya anak kecil. Ngeringik gitu. Bikin ikut nangis. Alhamdulillah setelah dikompres, dikasih minyak benjolnya lumayan kempes. Alhamdulillah juga ga berdarah.
Kalau uda gini baru sadar, Ya Allah moga-moga kita dikasih sabar yang luas selagi masih bisa berbakti ngerawat. Dulu jaman kecil mama + (alm) ayah kerja, yang ngerawat kita-kita ya nenek. Sekarang gantian kita yang ngerawat nenek.
Jadi ingat puisi yang pernah aku baca ini..
Anakku
Dikala aku sudah
tua nanti janganlah kamu memarahiku karena aku tidak bisa mengurus
diriku seperti aku mengurus dirimu diwaktu msih kecil. Dikala aku tidak
bisa memakai pakianku sendiri maka jangnlah kamu memarahiku ingatlah
ketika aku mengajarimu memakai baju diwaktu kamu masih kecil.
Anakku
Janganlah
kamu merasa jenggkel ketika aku menanyakan hal yang sama berulang
kembali ingatlah aku ketika membacakan cerita sampai dirimu terlelap
tidur aku selalu membacakannya berulang.
Anakku yang kusayang
Sabarlah ketika aku sudah tak mampu berjalan lagi ingatlah ketika aku mengajarimu berjalan ketika kamu masih kecil.
Anakku
Janganlah
kamu merasa malu ketika aku sudah tak mampu membersihkan kotoranku
sendiri ingatlah dikala diriku membersihkan kotoranmu di waktu kamu
masih kecil.
Anakku
Bersabarlah
ketika aku memmbangunkanmu ditengah malam saat dirimu terlelap tidur
ingatlah dikala aku terbangun ditengah malam karena mendengar
tangisanmu.
Anakku yang kucintai
Jaganlah
kamu membentakku ketika aku sudah mulai pikun karena umurku yang mulai
bertambah, ingatlah dikala aku mengingatkanmu akan segala sesuatu yang
tidak kamu ketahui.
Anakku Yang Kurindukan
Jangnlah kamu merasa bosan ketika aku menyuruhmu untuk menjengukku, inagtlah ketika kamu selalu memintaku untuk menamanimu.
Anakku
Janganlah kamu melarangku untuk berbuat sesuatu yang aku suka, ingatlah ketika aku membiarkanmu melakukan semua keinginanmu.
Anakku yang kusayang
Dikala
aku sudah sangat tua, ketika penyakit telah menggerogotiku janganlah
kamu mengeluh saat merawatku ingatlah ketika aku merawatmu ketika dirimu
sakit.
Anakku
Dikala
rambutku sudah mulai memutih janganlah kamu merasa malu atas perubahan
yang terjadi pada diriku, ingatlah jikala aku memperlihatkanmu pada
orang lain saat dirimu lahir karena dahulu aku selalu membanggakanmu,
merwatmu dengan penuh kasih sayang maka rawatlah aku seperti aku
merawatmu. Aku tidak pernah melihat pertumbuhanmu hari demi hari menuju
kedewasaan maka jangnlah kamu merasa bosan melihat perkembangnku yang
semakin hari semakin tidak bernilai sesungguhnya tiada kata yang bisa
kuucapkan kecuali selalu mendo’akanmu. Tiada hal yang sangat ingin
kulihat kecuali kesuksesanmu.
Anakku
Inilah
ibumu yang dulu selalu tegar merawat dan membesarkanmu tapi kini aku
sudah terjatuh maka tuntunlah aku seperti aku menuntunmu sampai kamu
dewasa sekarang.
Moga-moga masih diberi kesempatan yang cukup untuk menjaga, merawat, dan menyenangkan beliau. Amin amin amin Ya Robbal Alamin..
amin..
ReplyDeleteaminnnnn
Deleteaamiin yaa robbal alaamiin, kadang kepikiran tentang hal-hal seperti ini juga ris, semoga semakin sering berpikir ke sana :)
ReplyDeleteaminnnnn,,smoga diberi banyak waktu buat menjaga orang tua jg yah..
Deleteaminnn !!
ReplyDeleteaminnnn
Deleteamin ya robb.,.
ReplyDeleteaminnnnn
Deletewah, mbak beruntung lho masih bisa bertemu dengan neneknya. saya aja udah ga punya nenek lagi. waktu kecil sering iri kalau lihat anak2 yg bareng nenek merka. hehe
ReplyDeletealhamdulillah masih diberi kesempatan..
Deleteaq.. gak bisa ngomong apapun membaca puisi itu...
ReplyDeletengena banget yah..
Delete